Wednesday, January 12, 2011

Seberapah burukkah KRITIK itu ?

Sengaja aku menulis judul tersebut untuk postingan di blog ini, entah ya, kok sekarang aku jadi nulis yang seperti ini, oke lah gag apa, sempet sempetin nulis sambil belajar buat UAS, hehehe.

Kritik, ya itu sebuah kata yang terkadang menggangu pikiran kita, yang kadang seolah membuat kita merasa jauh dan menjudge buruk sesuatu,jika kita mengkritik.

Beberapa hari yang lalu aku sempat menuliskan sebuah komentar yang mungkin menjadi sebuah kritik yang tajam.

Kritik tersebut direspon beragam, ada yang pro ada yang kontra. Tapi yak arena kritik berasal dari saya yang bukan kompeten, maklum aja, dan bisa dimaklumi. Saya tidak marah dan tidak jengkel, bahkan mengucapkan terima kasih atas responnya untuk kedepannya lebih baik.

Aku masih ingat terhadap kritik salah seorang temanku pas SMA yang cukup pedas, bahkan sangat pedas. Kritik tersebut dilontarkan untuk SMAku, aku se SMA dengan dia. Kritik itu bermula saat kita duduk dibangku kelas 3 SMA, atau tingkatan akhir, dan seingatku, koreksi jika salah, 2 bulan lagi kita Ujian Nasional. Dia datang atau terlambat masuk sekolah, alhasil berhubung ada peraturan cukup ketat di sekolah yang terlambat datang disuruh pulang lagi, alhasil dia pulang kan, sekitar jam 8an pagi, aku lagi cek FB dengan teman sebangkuku, ada sebuah status di FB yang saat itu aku anggap majar wajar saja, dan biasa.

Sekitar jam 10an, sontak terhenyak, seluruh SMA dihebohkan dengan status tadi, aku masih ingat di status itu ada beberapa orang yang nge like dan komentar. Status itu memang jelas ditujukan untuk SMAku, dan isinya maaf saya tidak mau mengungkit ungkit lagi, cukup pedas. Pihak sekolah tentu keberatan dengan status yang berisi kritik untuk sekolah, apalagi dijejaring social FB yang bisa diakses milyaran orang. Tapi ini pandangan saya, tentu kalian yang baca punya pandangan lain.

Isi kritikannya seperti ini
“………..sekolah saya melakukan pembodohan terhadap murid muridnya….”

Aku paham dan jelas maksut tulisan tersebut, mungkin dia kesal karena telat dan disuruh pulang padahal dia butuh yang namanya pelajaran disekolah. Kritikan tersebut berujung pada nada pro dan kontra, ada seorang guru kami yang langsung sontak marah besar, tapi ada guru kami yang lebih bijak memahaminya.

Menurut pandangan saya, katanya katanya emang salah, media penyampainnya juga salah, tapi maksutnya saya setuju. Saya memang kurang setuju, dengan peraturan sekolah yang telat datang pulang, padahal tentu kita telat bukan berarti kita tidak disiplin, kadang ada banyak hal yang diluar jangkauan kita menggangu perjalanan ke sekolah kita. Ada guru fisika SMA saya, yang menerapkan hukuman lain, datang atau telat masuk kelas fisika, berdiri dipojok selama waktu yang ditentukan sesuai tingkat keterlambatan dan bisa duduk setelah menjawab soal secara baik. Artinya guru fisika saya memberikan kesempatan mengikuti pelajaran meskipun telat, kita punya hak kan untuk mengikuti pelajaran kita bayar kog, tapi ada hukuman untuk ketelatan kita, apa? Kita berdiri dibelakang kelas, capek, yang salah sendiri kita telat.

Sejak kejadian itu, akhirnya pihak sekolah merevisi hukuman jika kita terlambat datang, entah apa revisinya, yang jelas setelah itu aku sudah dinyatakan lulus dari SMAku, jadi tidak mengetahui apa revisinya.

Di lain kasus, beberapa kritik yang lontarkan di FB juga, yang dianggap sebagian teman saya menjatuhkan nama baik sekolah kami, ada pandangan yang bisa saya jelaskan menurut saya, saya tidak pernah menjatuhkan nama baik SMA saya, saya sangat bangga memakai almamater sekolah saya, dan saya sangat mendukung setiap kebijakan sekolah demi kemajuan mutu sekolah saya tentunya. Tentunya, kritikan itu mungkin salah saya arahkan di sebuah status jejaring social, tapi saya balik kemana saya harus melontarkan kritik itu, selain melalui dunia maya, ke pihak sekolah langsung belum tentu direspon. Mungkin adanya FB membantu saya. Namun, ada teman saya yang menulis seperti ini
tman.tman yg ak cntai.
mhn maf yh sblm.ny.
ini it public forum umum.
ngga usah lah nulis mcem.mcem yg kalian belum tau kndsi d lapangn.ny seperti apa.
dari pada ad misskom lg.
jga almamater!!
jgan bikin image almamater kalian d forum public ini jelek.
ngerti kn!

Bagi saya, saya sangat tidak setuju dengan tulisan itu, entah kenapa, menurut saya, unsure subjektifitas lagi, rasa bangga saya dan cinta saya terhadap almamater saya tidak terus saya menjunjung dan membangga - banggakan sekolah saya, tapi perlu juga untuk mengkritisi, sebagai bagian rasa peduli dan bangga saya. Tidak ada orang yang mau maju tanpa kritikan, hujatan, cemoohan. Tidak ada kemajuan jika diri kita tidak pernah di kritik, karena saat kita di kritik, apa lagi dikritik banyak orang dan jadi bahan cemoohan orang, tentu diri kita jadi berpikir dan bercermin lagi untuk merubah kritikan itu.

Saya pikir, tanpa saya melontarkan kritik itu di FB atau tanpa teman saya yang sedikit nekat tadi tidak membuat kritik itu, tidak bisa membuat SMA saya atau sekolah saya maju, peduli akan hal hal itu, perlu digaris bawahi, saya mengkritik SMA saya karena wadah alumni yang sangat memprihatinkan di SMA saya. Tapi setelah kita mengkritik dan setelah kritikan itu cukup pedas dan membuat heboh, akhirnya pihak sekolah saya jadi tau, jadi paham bahwa hal hal itu ternyata vital dan selama ini tidak pernah terpikirkan.

Jadi mohon maaf atas teman saya yang bilang, jangan kalian cemooh dan membuat tulisan tulisan yang menjatuhkan nama baik sekolah kita, bagi saya cemoohan dan kritikan kritikan itu penting, penting agar sekolah kita makin baik dan maju lagi. Mungkin, media dan penggunaan kata saja yang perlu dibenahi.

Ini juga bisa kita analogkan dengan kehidupan kita, bagi saya kita tidak bisa maju tanpa pernah ada kritikan dalam diri kita, karena bagi saya kritakan itu akan menjadikan diri saya berfikir dan bercermin untuk mengetahui apa kritikan itu benar bagi saya, jika iya maka tentu akan saya rubah.

Sebuah kata kata dari seseorang tentang kritik.
Orang-orang yang melontarkan kritik bagi kita pada hakikatnya adalah pengawal jiwa kita, yang bekerja tanpa bayaran. - Corrie Ten Boom

Selesai.

No comments:

Post a Comment