Monday, May 2, 2011

Mei,…..



Yes, akhirnya masuk juga di bulan ini, Mei 2011. Tidak terlalu penting memang, namun cukup ingin aku tulis dalam tulisan di blog kali ini. Terlintas judul yang aneh memang tapi yang jelas bulan ini menjadi salah satu bulan yang cukup penting. Hahahaha.

Kita mulai cerita dibulan ini, dengan sebuah curhatan colongan.

Bulan mei menjadi bulan paling penting, karena dibulan ini kembali saya harus memilih dua jalan, dua jalan yang berliku, dan memang sulit. Tahun lalupun seperti itu, bulan mei dilalui dengan memilih dua pilihan yang sama beratnya dan sama terjal sulitnya.

Tahun lalu, kehidupan pribadi, sekedar curcol, aku harus memutuskan sesorang demi mendapatkan seseorang yang lain, yang pada akhirnya, ditolak juga. Sampai aku nulis cerita ini, masih sendiri, karena ini pilihan, bukan sebagai keadaan. This not  state function (dalam kuliah Termodinamika).

Kalau aku bercerita, bulan ini juga penting, karena memang bulan ini pertaruhan hidup kita. Karena sengaja saya nulis ini juga akan aku upload di facebook group SMA aku, maka aku akan sisipi tulisan kali ini dengan sebuah cerita motivasi. Cie…..

Cerita motivasi segera akan dimulai, silahkan para pengunjung untuk memasuki pintu 3.(dibaca dengan nada dan intensitas di bioskop kalau mau masuk dibioskop). Gag penting..

Kalau aku, dan mungkin semua yang baca tulisan ini, khususnya adik adik kelasku di SMA. Bulan ini menjadi penting. Segera semua yang kita lakukan akan mendapatkan hasilnya. Pasti kalian akan menemui jalan terjal dan sulit untuk menentukan pilihan pilihan yang banyak. Saat itu terjadi sama aku, sampai harus melakukan sholat istikharah (Ingat lagunya Pandji Pragiwaksono yang judulnya Penasaran). Mungkin itu perlu kalian lakukan. Tapi pilihlah apa yang memang menurut kalian itu yang kalian sukai.

Tidak mudah memang, tapi harus dilakukan. Pertama mungkin pejamkan mata, lihatlah dirikalian dalam hati yang dalam, rasakan rasakan hal hal yang kalian suka, dan pilihlah satu profesi yang analogi dengan apa yang kalian rasa itu yang kalian suka. Ini memang tidak saya lakukan dulu. Tapi saya mencoba untuk melakukan hal lain, yakni setiap mau tidur, selalu saya mencoba memejamkan mata dan merasakan setiap apa yang saya sukai. Perlahan profesi itu datang dengan sendirinya.

Kalau kembali saya bercerita tidak sulit memang memilih satu pilihan, dimana saat itu saya harus memilih UGM, dengan program studi Fisika Teknik. Saat itu pula, perasaan saya khawatir, sedih, bahagia, dan tidak tahu apa yang aku lakukan. Sekedar curcol lagi, bahagia karena yes, akhirnya aku terbebas dari cengkraman orang tua saya, bisa ngekost, hidup bebas mandiri, tapi tetep sesuai kaidah norma norma social. Khawatir, karena ternyata saya tipikal orang yang ‘homesick’.

Tapi dari proses itu semua, satu hal yang membuat saya tetap bahagia, meskipun orang tua saya tidak sebegitu bahagia dengan keadaan saya. Maaf orangtua saya menginginkan saya untuk jadi dokter, dan sayapun juga. Terlepas dari itu semua, ada rasa syukur yang luar biasa. Saat aku jalan ke kampus, memakai jaket almamater, terdapat logo UGM dikiri, dan begitu terseduh saat Hymne Gadjah Mada dinyanyikan, saat pertama kali disambut di lapangan GSP (Grha Sabha Pramana) oleh rector saat itu Pak Darmaji. Betapa bahagianya saya saat itu, saya tidak lagi dipanggil SISWA. Tetapi MAHASISWA. Mungkin itu yang kalian rasakan nanti, dan dirasakan oleh kawan kawan saya yang seperti saya.

yang jauh lebih bahagia adalah, saat saya menjadi bagian dari keluarga besar kampus saya, dimana kawan kawan yang seusia saya banyak yang tidak bisa mengenyam pendidikan seperti saya, PERGURUAN TINGGI. Itu pula yang kalian rasakan nanti. Syukur dan luar biasa bahagia, special for my mom and my dad, always love me and pray for me. Itulah yang mungkin menguatkan saya untuk tetap berada dalam keadaan ini, yang lagi – lagi ini ada pilihan bukan keadaan.

Kalau sampai saat ini saya masih dibilang kecewa karena gagal membuat orang tua saya melihat saya masuk di Pendidikan Dokter, tidak toh masih ada banyak jalan untuk membuat mereka bahagia. Tapi yang membuat saya kecewa adalah, kawan – kawan SMA yang dulu seperjuangan dengan saya. Tidak saya pungkiri mereka luar biasa ada dibelakang saya. Special for my friend, Eka Ridho, Probo, Grace, Rizal, Samsul, Yustin, Ovi, and etc. They so great for me. Namun, keadaan memang telah membuat kita berpisah, kita punya kesibukan masing masing, punya teman baru yang memang mau tidak mau memisahkan kita dan intensitas kita. Itu juga yang kalian rasakan nanti. Tapi Allah SWT sungguh maha adil, mereka menggantinya dengan teman teman yang juga luar biasa disini.

Dibagian akhir dari cerita ini, satu hal, kawan, sahabat alfian (pembaca blog), adik adik kelasku. Apapun yang terjadi sama kalian selalu berfikirlah bahwa itu bukan keadaan, tapi itu pilihan. Kalau kalian ternyata masuk di PTN A, padahal kalian ingin di PTN B. berfikirlah bahwa itu pilihan, karena ternyata kalian lebih memilih PTN A, meskipun kalian ingin di PTN B. Keadaan hanya akan membuat kalian stress dan tidak pernah berubah.

Kejarlah mimpi kalian, rebutlah apa yang memang kalian suka. Kalau kalian pernah liat film 3 idiots, betapa saya sangat kagum sama tokoh Rancho. Dia telah membuka banyak mata saya tentang arti sebuah ‘kesukaan’.

In end of this paragraph, I want give a motivation “Reach your dream, from your passion, god will give us the best for us. “