Saturday, October 23, 2010

INTRODUCE


ALFIAN NUR MUJTAHIDIN, 17 AGUSTUS 1993, anak pertama dari tiga bersaudara terlahir dari seorang ayah TAMAJI dan ibu NUR HAYATI, lahir tepat di hari kemerdekaan proklamasi Indonesia ke 48, Ayahku seorang guru yang berpenghasilan cukup dan ibuku seorang tukang bordir yang dapat uang dari hasil bordiran, ceritanya aku dan ibuku 3 hari dirumah sakit pas mau ngelahirin aku, tapi tidak lahir lahir dan akhirnya bless pada 17 AGUSTUS itu aku terlahir di dunia ini, mengemban tugas sebagai khalifah di bumi. Seluruh keluargaku menyambut aku dengan sangat bahagia, aku sendiri cucu pertama dari nenekku,. Semua keluarga pada suka menggendong aku, menyayang aku, dan memperhatikan aku, pak lek, budhe, semua orang berebut untuk bisa dengan aku, aku beranjak dari 1 bulan, 2 bulan, hingga 1 tahun. Kedua orang tuaku sangat menyanyangi aku, menggendong dan lain – lain, tulus ikhlas merawatku. Aku tumbuh berkembang hingga usiaku 3 tahun, pas usia ini aku mendapat seorang adik perempuan NADYA NUR HIZMATUL FAHMA, keadaan keluarga makin rame dengan kehadirannya, disaat usiaku makin dewasa aku sering diajak om, tante keluar kota, dibelikan baju, sepatu, dan lain – lain, intelegensiku juga menonjol, diusia yang sangat belia aku bisa berhitung, membaca, menulis, dan lain – lain, disaat anak anak seusiaku masih bisa menangis,aku sudah bisa membaca, menulis, dan berhitung. Satu tahun kemudian aku masuk TK, betapa bahagianya aku bersekolah, kejadian aneh sangat sering menimpaku, mulai dari yang BAB di celana, ngompol pas sekolah d TK, lari ke rumah saat uang saku abis, dan lain – lain. Diusia ini juga aku tertimpa musibah, aku jatuh dari lantai dan mengakibatkan kepalaku dijahit, seluruh keluarga panik, kembali ke masa TK, saat usia itu aku juga masuk d TPQ (taman pendidikan alquran)  kejadian aneh juga terjadi di diriku, mulai dari yang BAB di celana, ngompol, dan lain – lain, semua aku. Usiaku beranjak dewasa, 2 tahun kemudian aku tidak lulus TK, tapi aku menangis dan meminta agar aku lulus TK, dan masuk SD, akhirnya kepsek TK menyetujui aku lulus TK, setelah lulus dari TK, mulai daftar di SD dan semua SD menolakku. Karena usiaku yang masih harus duduk di bangku TK, akhirnya aku sekolah di SDN RANDEGAN, pertamanya aku ditolak, tapi aku memaksa ibuku untuk bisa bersekolah disitu,  hingga akhirnya aku bisa daftar di SD tersebut melalui beberapa syarat, aku di tes dan ternyata aku bisa mengerjakan seluruh soal tes, akupun diterima. Hari – hari setelah itu aku lalui di RANDEGAN sebuah desa yang berjarak sekitar 5 km dari desaku, perjuangan keluargaku sangat luar biasa, ibuku harus banting tulang terlebih dahulu menyelesaikan baju bordirnya untuk bisa membayar uang sekolah dan uang buku, ayahku harus banting tulang beli kenderaan buat mengajar yang jarak mengajarnya puluhan kilo, aku merasakan perjuangan keluargaku yang sangat sederhana, diantara paman, tante yang sangat berkecukupan,.punya kendaraan mobil, dan lain – lain. Perjalan di SD berlanjut, aku mampu bersaing dengan teman teman, aku punya teman Mbak Rida, Mbak Afit, Mbak Luqi, Mbak Nia, Mbak Irma, Mas Sandy, Mbak Eva, Fandi, dan lain – lain, mereka semua teman teman dekat di SD, bahkan saat aku belum dijemput aku harus main dulu kerumah mereka hingga ibuku menjemputku. Bahkan aku pernah disuapin temanku gara – gara hingga siang hari aku belum dijemput, aku juga pernah jalan kaki untuk pulang, karena kesal belum dijemput jemput, atau terkadang aku dibarengi guru guru SD yang tahu tempat rumahku. Semuanya bagian dari perjuanganku di SD, suatu hari saat aku duduk di kelas 6, aku ingin sekali ikut lomba gerak jalan, tapi aku tidak terpilih gara gara fisikku yang tidak memungkinkan, padahal semua teman temanku ikut lomba itu, saat lomba tibapun aku hanya bisa memberikan semangat sebagai penonton, saat lomba bulutangkispun juga seperti itu, aku tidak dipilih, dan akhirnya aku terpilih untuk ikut lomba cerdas cermat di televisi, pada lomba cerdas cermat tersebut dari babak awal hingga babak 5 timku berhasil unggul tapi saat babak ke 6, timku kalah, dan akhirnya kamipun mendapat juara 2, sedih dan menyesal. Kelulusanpun tiba, dan alhamdulillah nilaiku tidak seburuk yang aku perkirakan, perpisahanpun tiba, kami semua pergi kekota Jogjakarta, ini adalah liburan kejogja kedua yang aku alami, sebelumnya saat aku masih anak anak aku pernah ke jogja bersama orang tua, pertama ke parang tritis, borobudur, dan malioboro. Setelah itu kamipun bersaing masuk ke SMP negeri, aku test di SMPN 1 Tanggulangin yang dekat dengan rumahku, aku belajar dan belajar untuk bisa masuk di SMP pilihanku di SMPN 1 Sidoarjo. Hari pengumuman tiba, aku sudah bersiap siap, mencari pengumuman di internet, dan ternyata aku diterima di SMPN 1 Tulangan, pilihan kedua. Pengumuman ini juga diberitahukan oleh temanku, langsung aku cari pengumuman di SMPN 1 Tulangan dan aku diterima berada diurutan 81 dari 360 siswa yang diterima. Akupun merasa bersyukur meski tidak sesuai harapan, akupun bersekolah disana, selama 3 tahun. Sebelumnya hari hariku diramaikan kembali, lahir adik ku anak ketiga dari ayah ibuku ALFI NUR DANIALIN, saat itu, keluargaku sudah berkecukupan, ayahku sudah bisa beli mobil sendiri meskipun masih jelek, aku makin bahagia dikeluarga. Hingga akhirnya sudah banyak keponakan keponakan yang lahir, aku mengajaknya main, menggodanya, dan lain – lain. Aku sangat bahagia terlahir dikeluarga ini. Adikku yang terakhir ini beranjak usianya, saat usianya 2 tahun aku dan keluarga mengadakan acara ulang tahun. Awalnya sederhana tapi sedikit mewah kemudian, maklum dulu aku setiap 17 Agustus selalu merayakannya, jadi saat usiaku sudah 11 tahun gantian adikku yang ulang tahun. Saat itu aku memberi kado popok bayi, hahaha kado yang aneh ya,., saat itu, aku sudah masuk di SMP. Semasa di SMP aku sering diejek sama teman temanku, tapi aku cuek aja, dan aku mampu menunjukkan konsistensi, aku masih jadi yang terbaik di SMP, bahkan saat aku kelas 2 SMP aku masuk di tim olimpiade matematika sekolah. Balik lagi saat aku di kelas 1 SMP aku punya pengalaman yang sangat buruk, aku dipergoki main kartu remi, dan aku harus dihukum di tengah lapangan main remi, semua orang melihat aku, malu rasanya, dan takut sekali kalau sampai orang tuaku tahu, bisa rusak reputasiku. Tapi sejak kejadian itu, ada hikmah yang bisa aku ambil aku menjadi tidak berani main remi di kelas. Aku naik ke kelas 2 SMP, hari hariku aku lewati, disaat jenjang inilah aku mulai suka sama cewek, saat itu aku menjadi senior di salah satu ekskul, dan ada adik kelas yang aku taksir, namanya SIXMA EKA MUSTIKA, bahkan aku sering bohong sama orangtua ikut ekskul padahal aku dua duan sama dia, hahaha, bandelnya mulai dapet. Sejak aku menjalin hubungan special dengan dia, nilaiku jadi jeblok semua, saat itu aku belum punya HP dan dia juga, praktis kita hanya bisa main surat2an, hahahaha, romantis kan, bahkan aku harus muter muter cari rumahnya saat puasa puasa, perjuangan cari cinta sejati, cinta pertamaku. Aku mulai mengurangi intensitas pacaran dengan dia saat nilaiku pada jeblok dan alhamdulillah nilaiku beranjak naik. Kenaikan kelaspun tiba aku naik ke kelas 3, tingkatan akhir dari jenjang ini. Aku masih menjalin hubungan dengan Sixma meski hanya sebagai teman. Saat dikelas 3 aku sering sekali melihat kelasnya lewat jendela kelasku, Karena kelasnya yang memang ada dibelakang kelasku. Aku selalu termenung saat lihat dia, karena sejujurnya aku masih cinta dia. Kamis, 8 Februari 2007, 6 hari seblum hari valentine. Aku berencana untuk memberinya kado saat valentine dan tanggal 9nya aku akan beli kado untuknya karena kebetulan hari itu aku les di pusat kota jadi pulang les aku bisa belikan dia kado. Tapi tanggal 8 dia mengucapkan kata perpisahan ke aku, karena harus pindah ke kediri dan aku belum siap menerima itu, belum siap ditinggal oleh dia. Aku juga belum ngasih apa apa ke dia. Tanggal 9 dia sudah tidak ada di SMP lagi, sudah ada di kediri, aku sangat sedih. Semua rencanaku gagal total. Saat dia pergi, aku lupa tidak minta nomer teleponnya, praktis hingga saat itu saat aku nulis cerita ini, aku hilang contact dengan dia. Akupun konsen ke ujian akhir dan test masuk SMAN, yang tinggal beberapa hari lagi. Perjalanan kisahku dengan Sixma hingga saat ini masih aku simpan rapat dan aku sangat merindukannya, ingin bertemu dengannya. Kelulusan SMP sudah didepan mata, saatnya membuka lembaran baru lagi dijenjang yang lebih tinggi, SMA. Bersyukur rasanya, orang tuaku masih bisa menyekolahkan aku hingga jenjang ini, disaat banyak anak harus putus ditengah jalan saat lulus SMP. Tidak aku sia siakan, aku berusaha semaksimal mungkin untuk bisa dapat kursi di SMA favorit saat itu, SMAN 1 SIDOARJO. Harapan terkuak saat aku punya semangat bisa menembus ketatnya persaingan mendapat satu kursi di situ. Namun, harapan tinggi itu sirna tak lebih dari 5 menit. Karena ternyata kalkulasi nilai yang aku dapatkan tidak bisa bersaing untuk mendapatkan kursi SMAN 1 Sidoarjo, praktis kegagalan ini seolah menjadi pertanda buruk bagi aku, saat aku gagal masuk di SMPN 1 Sidoarjo, dan kembali harus takluk di SMAN 1 Sidoarjo, aku beralih milih di SMAN 2 Sidoarjo, dan terima kasih Allah masih memberikan aku kesempatan belajar di sana. Hari demi hari aku lewati dengan kekecewaan, sindiran, dan hujatan karena aku gagal masuk di SMA favorit saat  itu, namun, orang tuaku selalu memberikan semangat untuk sekolah dan teruslah berprestasi disana. Hari demi hari aku lewati, minggu demi minggu aku lalui, bulan demi bulan telah aku jalani. Hingga akhirnya, semuanya berubah. Semua anggapan orang berubah, aku mampu menjadi yang lebih baik di SMAN 2 Sidoarjo, peringkat kedua olimpiade matematika SMA, siswa terbaik kedua se SMAN 2 Sidoarjo, dan Juara Nasional Lomba Inovasi Teknologi Lingkungan 2008. Semua ini merubah pandangan orang yang miring kepadaku, “Aku telah menaklukan dunia, menggoyangkan bumi, dan menunjukkan kepada orang yang mencelaku.” Prestasi prestasi itu, tidak lantas membuatku besar kepala, merasa selalu bisa dan bisa, namun, membuatku menjadi lebih dewasa dan lebih bijaksana. Membuatku semakin bersemangat untuk terus mengukir nama didalam sejarah hidupku. Hari demi hari, dan semuanya yang aku lalui di SMAN 2 sidoarjo telah membawa perubahan yang luar biasa dalam kehidupanku. Ini jalan terbaik yang diberikan oleh Allah kepadaku, yang diluar dugaan dan rencanaku. Awal yang buruk, namun akhir yang luar biasa indah. Hingga akhirnya aku lulus dari SMAN 2 Sidoarjo dan masuk di Universitas Terbaik di Indonesia, Universitas Gadjah Mada. Inilah awal dari perjalanan hidupku untuk lebih arif dan bijaksana dalam memahami kehidupan. Semuanya akan aku ceritakan terbagi dalam 3 sekuel. My Life in Child, My life in teenager, and My life in My life.

No comments:

Post a Comment